Filsafat Dari Awal: Sebuah Pengertian



Sejauh penelusuran manusia siapa dan kapan orang yang pertama kali muncul membawa filsafat adalah Thales 623-545 SM yang mencoba memahami dan menjelaskan dunia dengan segala yang terjadi didalamnya secara rasional bersandar pada kekuatan rasio dalam hal ini Thales tidak seperti orang-orang sezamannya yang selalu memahami realitas dengan mitos (takhayul) dan jawaban atas segala peristiwa yang terjadi yaitu dengan mitos sebagai dasar kebenaran tetapi Thales mencoba mencari jawaban dengan mempertanyakan dan mencari penyebab peristiwa alam ini dengan menggunakan rasio atau berfilsafat dan tidak mendasarkan diri kepada mitos. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Thales adalah “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?” oleh karena inilah Thales menyandang gelar bapak filsafat atau aristoteles menyebutnya dengan filsuf pertama.

Tetapi ada sejarah lain mengatakan bahwa pertama kali istilah philosophia di gunakan oleh  Phytagoras yang hidup  abad ke-6 SM di tahun 570-495 SM, ketika ia menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya “apakah kamu termasuk orang yang bijaksana?” jawaban Phytagoras begitu tawadhu dengan berkata “Saya hanyalah seorang philosophos (pecinta kebijaksanaan)” dan jawaban dari Phytagoras ini adalah suatu reaksi terhadap kaum sophis yaitu kelompok para cendekiawan yang hujah-hujahnya digunakan untuk mengalahkan semua lawan debatnya.

Yang lebih ngerinya lagi kaum sophis ini mengambil keuntungan dari setiap lawan yang kalah debat dengannya dan juga memperjualbelikan dan ingin mendapat bayaran kepandaiannya dari masyarakat yang meminta diajar olehnya. Tokoh yang paling banyak mendapat perhatian pada zaman yunani kuno adalah Socrates 469-399 SM yang mencari kebenaran dengan berdialog dan diteruskan oleh Plato 432-382 SM  murid dari Socrates dan plato mengarang dialog-dialog dengan tokoh utamanya adalah Socrates. Sampailah filsafat klasik pada puncaknya yang tertuangkan oleh pemikiran Aristoteteles 384-322 SM  yang mencoba mencari semua penyebab segala sesuatu.

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia merupakan kata yang majemuk  yang terdiri dari dua suku kata philo yang berarti cinta dan sophia, philo dalam arti yang tidak sempit  yaitu cinta atau ingin, dan oleh keinginan itu selalu berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan dan shopia berarti kebijakan  yang mengandung arti pandai dengan pengertian yang mendalam, atau dalam bahasa arab juga sering disetarakan dengan kata Hikmah. Kata filsafat menurut bahasa dapat diartikan dengan cinta kebijakan, atau ingin mencapai pandai.



Definisi filsafat menurut para tokoh antara lain:

Plato (432-382 SM) : filsafat adalah upaya mencapai pengetahuan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya (asli).

Aristoteles (382-322 SM) : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya; metafisika, logika, etika, retorika, politik, ekonomi dan estetika.

Al-farabi (870-950 M) : filsafat adalah ilmu mengenai alam maujud untuk mengetahui hakikat yang sebenarnya.

Descarte (1590-1650 M) : filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan untuk menyelidiki Tuhan, manusia dan alam.

Immanuel Kant (1724-1804 M) : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal pokok yang mencakup persoalan 1. Apa yang dapat kita ketahui? (bahasan metafisik) 2. Apa yang harus kita lakukan? (bahasan etika) 3. Sampai dimana harapan kita? (bahasan agama) 4. Apa itu manusia (bahasan antropologi).

Jika diambil secara garis besar sistematika Fisafat mempunyai tiga aspek utama yaitu Ontologi (teori hakikat atau esensi), Epistemologi (teori pengetahuan) dan Aksiologi (teori nilai). Ontologi bisa juga disebut sebagai teori tentang hakikat yaitu membahasa semua objek yang diteliti untuk ditemukan hakikatnya atau kenyataan yang sebenarnya. Epistemologi pada dasarnya adalah cara memperoleh pengetahuan menjawab persoalan kenapa terjadinya pengetahuan, apa sumber pengetahuan, Darimana asal mula pengetahuan dan apakah pengetahuan itu sudah teruji kebenarannya. Aksiologi (teori nilai) yaitu membahas tentang nilai atau manfaat pengetahuan yang telah ditemukan dengan cara penelitian tadi  didalam kehidupan.

Dengan mencermati pemaparan yang telah teruai diatas kita akan dapat menemukan objek yang diteliti oleh filsafat adalah segala yang ada dan mungkin ada teidak terkecuali Tuhan. dan hasil pencermatan yang lain adalah karakteristik  Filsafat yang pertama yaitu bersifat universal (menyeluruh) artinya memandang sesuatu dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu sudut pandang saja agar pengetahuan yang didapat lebih terjamin kebenarannya. Kedua ialah radikal (mendasar) maksudnya tidak langsung menyakini kebenaran yang sudah diakui oleh umum tatapi memikirkan sampai kedasar-dasarnya, mempertanyakan ulang untuk dapat memantapkan keterujian suatu kebenaran tersebut. Ketiga spekulatif (berpikir sungguh-sungguh) menyusun sebuah lingkaran lalu menentukan titik awal lingkaran itu adalah juga menjadi titik akhirnya, ini membutuhkan spekulatif baik ketika berproses, analisis dan pembuktiannya, Sehingga mampu memisahkan mana yang logis dan yang tidak logis. Ada juga yang manembahkan mengenai karakteristik filsafat  yaitu dapat bertanggungjawab terhadap pemikiran juga pendapat yang telah seorang filsuf kemukakan.

Sekarang, pernahkah anda takjub atau heran terhadap sesuatu dan dengan keheranan itu anda penasaran, bertanya-tanya sendiri sampai berpikir dengan serius juga kritis untuk mencari tahu sesuatu yang anda herankan? Ternyata salah satu hal yang mendorong timbulnya filsafat adalah keheranan. Jika anda  pernah atau sering melakukan hal tersebut, berarti anda satu langkah lebih dekat dengan filsafat.

Wawan Sutaji

Referensi

Tafsir Ahmad, Filsafat Umum – Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Kattsoff Louis, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2014.

Achmadi Asmoro, Filsafat umum, Jakarta: Grafindonesiao persada, 2010

Gasalba Sidi, Sistematika Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang, 1981

Maksum Ali, Pengantar Filsafat – Dari Masa Klasik Hingga Postmome, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Salam Burhanuddin, Pengantar filsafat, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.


Post a Comment

Previous Post Next Post