NOISE

 



Noise judul dari kumpulan
puisi pendek Wawan Sutaji

Kepada yang termenung


Matahari semakin masak

Layung selimuti geming batu

Beberapa patah kata disapu ombak

Jingga mana yang kau tunggu?

Angin merayu memainkan lagu

Naik-turun di punggung gelombang

Titipkan saja do'amu pada siuh

Sebab petang akan pulang

Tangan-tangan kenangan berlambaian

Relakan sendumu lesap ke balik siang

Gelap mana yang paling pejam?

Di sini, ada dada dan tangan terbuka

yang siap memeluk gamang.


Sesaat Setelah Matahari Terbenam


Temaram telah tiba

Ke balik bukit matahari pamit

Beribu lampu menyala kita membara

Diam kita menunggu alam mainkan lagu

"biarkanlah anganku ikut bayang-bayangmu, kemana saja"

Asmaraku menggebu di lereng romantik itu.


Meditasi


Tidak seharusnya

Kita mengutuk malam

Karena ia sepi karena ia diam

Justru kita dapat ruang

Mencumbu yang terpendam

Di sanubari terdalam


Tak Terbaca


Denting pesan darimu tak juga pecah

Dalam handphone yang menunggu

Di urutan balas yang paling abai

Ternyata kata-kataku tak sampai

Ia mengantri dan memilih berhenti

Sial yang berulang pun kembali

Aku dikoyak sepi


Namamu


Kau lah pantai harapan, kekasih

Usaikan sepi dari jejak kepergian ombak

Rengkuh aku yang tak henti merindumu

Seperti pesisir penuh setia memuji senja

Ijinkan aku terdampar hingga lengkap usia

Hingga menjadi sebutir pasir pun aku rela


Anxiety


Dini hari sendiri

Dini hari sepi

Detik-detik luruh

Dari detak waktu

Cemas dan gelisah

Padu menyerbu.


Gandari


Biar musim berganti

Garis takdir tetap mendera

Setelah seratus kali kehilangan diri

Kemarau atau hujan hanya sia-sia.

Post a Comment

Previous Post Next Post