NOISE II



Noise adalah judul dari kumpulan
Puisi pendek Wawan Sutaji

 Ashar


Sayup-sayup seruan-Mu berkumandang

Mungkin dari jauh

mungkin irama itu yang kita butuh

Di garis matahari yang mulai ranum

Kota hanya kering kita hanya lesu

Menunggu batas yang pecah

Menunggu magrib yang basah


Jika Kau Pergi


Tentu tawaku akan gugur oleh segelas anggur

Bulan, bunga, bintang, laut, senja, gunung

Dan semua keindahan menjadi hidangan

yang telah kau habiskan

Dengan begitu, jika kecewamu jatuh pada meninggalkan

Harus dengan apa kau ku umpamakan


Januari


Biar kubisikan namamu

Pada riuh dan dinginnya Januari

Agar kenangan tertidur panjang

Hanya saja, kita selalu terjebak suasana

Dan tak mampu membencinya


Dilema


Bulan tua bertengger dengan rasa yang purnama

Dan kesepian menyala di cakrawala

Sungguh keduanya tak kupinta

Tapi bintang, tetap menjadi asing tiba-tiba


Tak Sampai


Rembulan redup

Angin menghantar dingin bukit beku

Aku ingin berselimut di pekat malam

Dan merengkuh kerlip bintang yang jauh.


Sepintas


Hanya ada dersik

Dan ranting patah

Di malam yang termenung

Telah kusiapkan diam

Yang paling batu

Saat laron-laron masa lalu

Mulai menyerbu.


Gusti


Sesederhana menerima

Terang dan hujan

Berebut tempat

di wajah pagi

Gusti ...

Dalam senyum-Mu

Aku hanya ingin belajar

Menghirup-hempaskan

Rasa syukur yang sukar dijalani


Dalam Kamar


Yang kuraba hanya nama

hanya rentetan kata

yang seperti rekah bunga

Sesekali dehamanmu terdengar nyata

Dalam kamar

langit-langit dan lemari

Diam tak mengerti

Tirai jendela merumbai

Dan tak ada siapa-siapa disana

Apakah kau memanggilku sehingga ingin ke sana?


Post a Comment

Previous Post Next Post