Sajak-Sajak Rizki Mohammad: Kenangan II

 



Yang Mungkin Tak Ada

Sebab waktu selalu mempunyai cara untuk berlalu, maka yang datang kemudian, pada akhirnya hanya kisah tentang sesuatu yang sendu. Jika ingatan tak pernah bisa menangkap dengan utuh. Lalu dengan apa kita menghidangkan kisah lampau yang menjadi sajian ibu di meja makan kita dulu?

(Cibiru, 7 Juli 2021)


Yang Mungkin Abadi

                         ---Untuk Noor

Bayang yang kau tinggalkan

Selalu saja menikamku

Tepat ketika malam

Melahirkan anak hari

Aku dikutuk seperti Sisifus

dengan menjalani takdir hidup

Yang sia-sia dan berulang-ulang

Dalam kegamangan

Aku membujuk waktu

Agar ia mau membantuku

Menghapus jejak dirimu yang lalu

Tapi ia yang selalu berpacu

Lebih memilih mengekalkan namamu

Di dalam ingatanku

(Cibiru, 8 Juli 2021)


Yang Mungkin Telah Luput

Padamu yang setia memperhatikanku

Saat terjaga, maupun ketika aku

Terlelap dalam buaian mimpi

Maafkan aku yang tak bisa

Menafsirkan lambaian tanganmu

Serta mengenali aroma tubuhmu

Pada waktu yang entah

Aku tahu, kau akan mendatangiku

Seperti apa yang telah dijanjikan

Tapi, jika saatnya tiba

Aku akan pasrah menyambutmu

Walaupun kau datang membawa pilu

(Cibiru, 9 Juli 2021)


Yang Mungkin Tak Termaknai

Kau, sebuah kata

Terbang mengepakkan sayapmu

Berkeliaran bebas

Ke setiap kepala

yang terkungkung

oleh hidup yang sendu

Bersemayam menjadi ingin

Bermukim menjadi angan


Kau, sebuah kata

Yang hadirmu seperti tak ada

Yang tiadamu menjadi damba

Diucapkan dengan pasih

Pada setiap kasih yang menjadi kisah

 

Tapi,

Kau sebuah kata

Yang adamu justru tak ada

(Cibiru, 10 Juli 2021)


Yang Mungkin Cukup

Tak banyak bayang

Yang Ibu sisipkan

Dalam kantung kenanganku

Hanya sebuah ingatan

Tentang kisah manusia

Yang dikutuk menjadi kata

 

Sebuah ingatan yang menuntunku

Untuk tidak melupakan jalan pulang

Setelah waktu berlalu

Menjengkali jalan, yang mungkin

Dilewati para peziarah dulu

 

Tapi dari yang sedikit itulah

Cukup bagiku

Untuk mengetahui, bahwa

Yang jauh, tak berarti tak tersentuh

Yang kosong, tak berarti tak berisi

Yang tak berarti, tak selalu tak termaknai

(Cibiru, 11 Juli 2021)

Post a Comment

Previous Post Next Post