Sajak-Sajak Heru Salim I: Katamu




Katamu

 

Katamu kita mendengar

Tapi kenapa kita tak saling mendengarkan?

Katamu kita melihat

Tapi kenapa kita tidak saling memperhatikan?

Katamu kita berbicara

Tapi kenapa kita tak saling memberi tau

Katamu kita merasa

Tapi kenapa perasaan kita tak pernah bertemu

kita berpikir, katamu

Ya, jawabku

kita benar-benar terlalu berpikir

Kita memilih untuk tuli walaupun mendengar

kita memilih untuk buta saat saling bertatap muka

kita memilih untuk untuk bungkam saat saling mengetahui

kita memilih untuk pergi saat kita tau ada rasa

Akhirnya pikiranlah yang benar-benar menuntun arahku dan kamu

 

Panyabungan, 04/07/18

 


Aku Kenal Dia Yang Berjalan Dalam Gelap

 

Aku kenal dia yang berjalan dalam gelap

Dan kini kehilangan arah

Dia cerita,

Sebelum semuanya menjadi samar dan kabur

Aku pernah hangat diantara manusia

Hingga pudar sedikit demi sedikit

Waktu demi waktu

Lalu aku mencoba untuk mencari tempat teduh

Tapi tak ada yang bertahan selamanya

Aku coba untuk menangis dan tak satupun akan mengusap air mataku kecuali aku

Kaki kecilku menuntunku ke tempat yang sangat dingin dan gelap, dan kini… disinilah aku

Dunia penuh kebencian dan kekerasan, aku senang melihat makhluk-makhluk bodoh itu saling menyakiti

Terkadang aku tertawa riang dan seketika lupa,

Tapi disini sangat hampa dan kosong tak bertujuan

Aku merasa sangat bodoh, Akupun membasuh kebodohanku dengan airmata namun mustahil rasanya walaupun kedua bola mataku harus membayarnya.

Kini aku merasa ada yang hilang dari diriku...

Aku berharap, dari tempat yang sangat dingin dan gelap aku mengharap

Ini semua tak pernah terjadi

Dan aku tak ingin berteduh lagi, aku ingin terlahir kembali dan bisa menjadi tempat berteduh untuk siapapun.

 

Bandung, 13/09/19


 

Sial Yang Malang

 

Setelah terlihat pertanda...

Batara surya lenyap kearah barat,

Kuhisap dalam-dalam asap sebatang rokok,

Dengan api yang sudah melewati batasannya; menjamah filter nan suci; membakar bibir tuannya sendiri.

Sembari menghembuskan nikmat asap terakhir; aku yang berkiblat kebarat, melirik detik-detik lenyapnya cahaya, seraya bergumam "sunset sialan..."

Lalu… filter malang itu, kucampakkan! Kuinjak-injak! Kujejak-jejak, dibumi hingga mati,

Malangnya nasibmu senjaaa

Malangnyaaa nasib rokokku.

Dan tak ada yang tersisa.. Antara aku, senja, asap, mereka dan sekalian alam.

Semuanya sama-sama meninggalkan,

Entah kenapa? Tanya mengapa

Untuk apa masing-masing mengarang cerita? Jika pada akhirnya semua sirna, pergi dan saling melupakan, begitu saja.

Sungguh sialan bukan?

 

Bandung 17/10/19


 

Tawamu

 

Aku bukan pecundang

Maka percayalah engkau

Boleh saja, kau sebut aku lelucon

Yang tanpa sadar

Telah menarik sudut-sudut bibirmu

Yang membuka

Yang mengungkap

Betapa tulus senyummu

Akui saja ini aneh

Bukan aku, ada seseuatu dintara kita

Membuatmu nampak ceria

Tidak, aku bukan badut yang bisa kau sewa

Aku tak terbeli

Sebab akulah tawa

Bahagia, itulah aku

Jangan bertransaksi deganku

Karena aku lebih tulus

Dari hewan apapun dibumi

 

Bandung, 4/11/19


 

Indonesia Kita

 

Geografis yang elok nan strategis

Itukah indonesia?

Lantas adat, budaya, dan bahasa indonesia itu apa??

Yang gugur di medan perang,

Yang hilang tanpa jejak,

Yang kelaparan di surga,

Yang mengigil dibawah terik mentari

Indonesiakah mereka?

Ataukah yang berkuasa,

Yang turun kejalan,

Yang patuh akan aturanlah yang paling indonesia?

Indonesia,

Nusantara,

Tanah air beta,

Ibu pertiwi,

Bumi pertiwi,

Sang garuda,

Negeri tercinta,

Tanah surga...

Akan habis sekolam tinta untuk menuliskan namanya

Indonesia adalah setitik dari percikan Tuhan yang Maha besar..

Sangat luas bagi kita yang bersyukur

 

Bandung, 29/05/18

Post a Comment

Previous Post Next Post