Gravitasi Universal: Refleksi Spiritual Antara Manusia dan Alam Semesta

 


Hukum gaya tarik-menarik spiritual (The Law of Spiritual Atraction) merupakan suatu konsep timbal balik yang melibatkan manusia (micro cosmos) dan alam semesta (macro cosmos). Alam semesta dipenuhi dengan berbagai energi alami yang mampu beresonansi dengan manusia. Menariknya, di dalam diri manusia yang lumrah kita kenal sebagai micro cosmos atau bagian kecil alam semesta jika ditinjau dari sisi spiritual, justru manusialah yang merupakan macro cosmos (alam besar) itu sendiri. Mengapa demikian? Hal ini disandarkan pada argumentasi sufistik bahwa alam semesta tidak mampu meliputi Tuhan, sedangkan Tuhan berada di kedalaman kalbu  manusia yang beriman.

Hukum gaya tarik-menarik spiritual di alam semesta berkaitan dengan mindset manusia sebagai terjemahan daripada hatinya, kemudian mindset manusia menentukan cara ia bertindak dan konsekuensi apa yang nanti ia peroleh. Seorang tokoh besar pendiri perusahaan di bidang transportasi (Ford) yaitu Henry Ford mengatakan : "Jika kau mengatakan bisa, maka kau benar. Dan jika kau mengatakan tidak bisa, Kau juga benar". dari kutipan tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa ketika manusia berpikir bahwa ia tidak mampu melakukan suatu pekerjaan tertentu yang ia hadapi maka secara tidak langsung ia menegasikan potensi di dalam dirinya untuk bisa melakukan pekerjaan tersebut. Padahal, manusia diberikan kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya, yaitu semua potensi itu terdapat dalam diri manusia. Sebaliknya, ketika ia mengafirmasi (mengatakan "YA") atas segala bentuk pekerjaan yang ia hadapi maka segala potensi dalam dirinya terbuka untuk mampu melakukan pekerjaan tersebut.

Ketika kita memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkan suatu cita-cita, tanpa kita sadari alam semesta bahu membahu membantu kita. Mengapa hal itu terjadi? Karena di dalam diri manusia terdapat suatu energi yang mampu menggerakkan atau memengaruhi segala hal yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh kecilnya, ketika kita memiliki perasaan bahagia, santun dan menebarkan senyuman kepada orang-orang disekitar kita, hal itu mengandung energi positif yang tanpa kita sadari berpengaruh kepada orang yang kita temui, sehingga orang lain pun terkena cipratan energi positif yaitu dengan memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Begitupun sebaliknya, ketika kita datang kepada seseorang atau kelompok masyarakat dengan perasaan kacau, marah dan pikiran-pikiran negatif lainnya maka hal itupun memengaruhi orang-orang yang kita temui, bayangkan apa yang ada dipikiran seseorang ketika melihat kita dengan raut muka yang memerah karena perasaan marah atau menunjukkan sikap yang culas dan sebagainya. Hal itu sangat menjengkelkan bukan?.

"Segala hal yang kita cintai akan berkembang dan segala hal yang kita benci akan menguat". Hukum gaya tarik-menarik spiritual juga menerangkan bahwa, pentingnya mencintai suatu pekerjaan, yang tentunya pekerjaan itu tidak bersifat negatif. Pekerjaan itu akan menjadi mudah karena dilandasi dengan cinta, seringkali waktu berlalu tak terasa sehingga pekerjaan itu tidak dianggap menjadi beban bagi diri kita. Misalnya ketika kita belajar bermain gitar, jika aktifitas itu kita cintai maka kita akan belajar dengan sungguh-sungguh dan mencari ilmu yang berkaitan dengan gitar tersebut, tanpa kita sadari kita begitu berkembang dan dalam waktu dekat kemungkinan besar kita sudah mahir memainkannya.

Kemudian ketika kita membenci sesuatu maka hal itu akan menguat. Contohnya, ketika kita bergaul dengan teman atau orang lain yang kita temui, ketika kita melihat kesalahan orang lain, secara tidak langsung kita menjadi juri bagi orang lain dan hal itu seharusnya tidak kita lakukan, yang harus kita lakukan adalah menjadi juri bagi diri kita sendiri. Karena ketika kita mampu melihat kesalahan orang lain, kecenderungan manusia akan timbul yaitu, segala hal baik akan tertutupi oleh satu kesalahan yang orang lain lakukan. Akhirnya, kebencian terhadap orang lain akan menguat ketika kita tidak mampu mengingat kebaikan yang telah dilakukannya.

Gaya tarik-menarik spiritual juga mendorong kita agar jangan pernah berpikir bahwa tindakan positif dan negatif hanya berdampak ke luar diri kita. Segala hal yang kita lakukan baik itu bersifat positif ataupun negatif pada hakikatnya akan kembali pada diri kita. Oleh karena itu pentingnya kita membuang pikiran-pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran-pikiran positif. Ketika diri kita sudah dipenuhi dengan energi-energi positif maka hal itu akan ditularkan kepada seluruh alam semesta, dengan kata lain hukum gaya tarik-menarik spiritual ini bertujuan untuk memperbaiki mindset kita agar terciptanya suatu dinamika kehidupan yang harmonis.

 

Ibnu Fadillah

1 Comments

  1. ama : andri ramdani 40221100547
    Kelas : management

    Tanggapan : pada hakikatnya saat keyakinan iman ini dibarengi dengan ilmunya seiring kemajuan zaman dan teknologi semakim majupun agama islam ini akan tertinggal tetap jauh lebih depan ketimbang teknologi .

    ReplyDelete
Previous Post Next Post